Senin, 07 April 2014

Seri populer : Berapa punya anak ?


BERAPAKAH SEBAIKNYA PUNYA ANAK ?

Pertanyaan terbuka seperti ini jelas jawabannya sangat beragam tergantung situasi dan kondisi pasutri yang menghadapinya.


Pesta pernikahan sudah lewat. Pengantin dan dua keluarga besar sudah sama sumringah dan bahagia ketika upakara dan resepsi  sudah berlangsung dengan sukses. Semua pengorbanan dan rasa cape menjadi sirna ketika para undangan sudah datang menghadiri  resepsi sebagai upa saksi bahwa kedua ananda yang dikasihi sudah secara resmi, skala dan niskala sah menjadi suami istri dan selanjutnya para orang tua tinggal tut wuri handayani dengan manis dan menantikan cucu yang akan lahir. Lalu berapa anak yang akan dilahirkan ? Banyak konsep yang dipertimbangkan dalam upaya itu. Kalau kebetulan pengantin etnis Bali pastilah konsep budaya Bali akan mempengaruhinya. Empat anak masih disebut wajar untuk mengemban jumlah nama dalam keluarga.  Ah berapa saja yang dikasi Tuhan akan kami terima yang penting anaknya sehat, tanpa memandang lelaki perempuan. Akan tetapi untuk beberapa etnis (Bali , Tiong Hwa) , kurang lengkaplah kalau anak yang dilahirkan taka da yang lelaki.
Tetapi terlepas dari itu semua sebaiknya pasangan pengantin hendaknya sudah punya rencana yang syukur-syukur sudah dipersiapkan sebelum pernikahan. Kecuali keadaan memaksa (seperti hamil duluan) maka sebaiknya seorang gadis menikah setelah pendidikannya tamat dan seorang calon suami juga demikian dan syukur-syukur sudah tamat studi dan sudah mempuyai penghasilan. Meskipun UU perkawinan mengijinkan seorang gadis menikah umur 16 tahun tetapi hal itu sebaiknya dihindarkan. Dan buatlah anak berapa maunya pada saat umur reproduksi sehat , 20 – 35 tahun. Buatlah jarak minimal 3 tahun dan jangan hamil lagi setelah umur 35 tahun. Secara teoritis di luar batas umur itu maka kehamilannya akan masuk kategori risiko tinggi yang akan berdampak pada kesehatan ibu dan bayi yang akan dilahirkannya. Pada umumnya sekarang ini banyak pasangan suami istri yang bila sudah ada anak laki dan perempuanyya maka mereka hanya ingin punya anak tiga saja. Ada kekhawatiran bahwa nama Ketut ( untuk etnis Bali) kelak akan menghilang dari peredaran.  Dalam dua bulan setelah melahirkan lakukannlah konsultasi memakai alat kontrasepsi. Jangan menunda nunda, karena sibuklah, belum mendapat menstruasi-lah dan alasan alasan lain. Pengalamin sebagai dokter kandungan ada ibu hamil saat bayinya umr empat bulan, dengan cara sesar lagi. Makanya jangan menunda sebab kebutuhan suami akan hubungan seksual tidak bisa ditunda.

Prof Dr Made Kornia Karkata, SpOG(K)

Seri : pendidikan masyarakat.
                                                                                       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar