TREN PENINGKATAN
ANGKA SEKSIO SESARIA : BERAPAKAH ANGKA YANG TEPAT UNTUK RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DI
INDONESIA?
Made Kornia Karkata.
Abstrak.
Sudah diketahui bahwa telah terjadi kecenderungan
peningkatan angka seksio sesaria (SS) hampir di seluruh dunia dengan berbagai
variasinya. Di Indonesia telah terjadi peningkatan yang sama baik di rumah
sakit pemerintah, rumah sakit pendidikan dan terutama di rumah sakit swasta.
Perubahan itu tidak terlepas dari perkembangan ilmu dan teknologi di bidang
obstetri yang menyebabkan perubahan dalam kebijakan perinatologi untuk kesehatan
fetus as patient. Telah terjadi pula perubahan sikap di
masyarakat oleh karena faktor pendidikan, kemampuan ekonomi serta penerimaan
konsep keluarga kecil dan penerimaan SS sebagai salah satu pilihan yang menjadi
hak otonominya. Di Indonesia belum ada laporan tentang audit SS berdasarkan
klasifikasi Robson dan hanya ada laporan jumlah SS yang terjadi di masing
masing rumah sakit pendidikan yang berkisar antara 16 sampai 40% Sama saja dengan senter lain di Indonesia maka
di RSUP Sanglah Denpasar juga telah terjadi peningkatan angka seksio sesaria
dari : 8.06% (1984); 10.01% (1985); 10.87% (1986); 11.79% (1987); 12.48%
(1988); 14.40% (1989); 17.10% (1990); 16.24% (1991); 12.46% (1992); 13.30%
(1993); 20.32% (1994); …… 19.30% (2000); 26.20% (2001); 20.27% (2002); 21.21%
(2003); 23.17% (2004); 23.80% (2005); 24.84% (2006); 23.09% (2007); 19.91%
(2008); 25.37% (2009); 24.86% (2010); 27.15%% (2011) dan 19.50% (2012).
Disamping
indikasi tindakan SS yang klasik seperti:
plasenta previa; kelainan letak, panggul sempit , bayi besar atau persalinan
yang macet, maka kenaikan angka itu juga akibat perubahan kebijakan perinatal
untuk bayi kembar, letak sungsang, kehamilan prematur, kehamilan dengan pernah
SS serta SS atas permintaan pasien. Angka kejadian ulangan terjadinya SS antara
26.96 sampai 50.47% meskipun ada kesepakatan bahwa bila penyebab SS terdahulu tidak
permanen maka kepada ibu itu akan diberi kesempatan untuk kelahiran
per-vaginam. Ketika fasilitas antar rumah sakit bisa sangat berbeda maka banyak
rumah sakit yang tidak mampu sepenuhnya melakukan trial of labor (TOL) atau vaginal
birth after cesarean (VBAC) karena persyaratannya sangat ketat.
Diasumsikan pula banyak indikasi seksio yang tak jelas misalnya : karena
kepala masih tinggi, gagal induksi oksitosin,
ada patologi denyut jantung janin
dan juga akibat stres dokter karena ketakutan atas tuntutan hukum. Pada tahun
1985 WHO pernah memberikan angka SS yang wajar adalah antara 10 – 15% dan angka
SS yang di luar angka itu dikaitkan dengan tingginya angka kematian ibu. Angka
tersebut sempat diadopsi oleh Indonesia dan dikaitkan dengan program Rumah
Sakit Sayang Ibu. Meskipun sekarang angka itu sudah dicabut dan teknik pelaksanaan
SS sudah semakin aman akan tetapi
tindakan SS tetap akan meningkatkan risiko terjadinya: perdarahan, infeksi,
kemungkinan SS berulang, perdarahan post partum , kejadian plasenta akreta serta
histerektomi pada kehamilan berikutnya.
Oleh karena itu perlu dilakukan berbagai usaha untuk
menekan angka SS terutama untuk indikasi yang kurang perlu. Disamping itu, standar JCI yang diadopsi oleh
rumah sakit mensyaratkan bahwa angka SS untuk primigravida dengan umur
kehamilan 37-42 minggu haruslah kurang dari 10% . Oleh karena itu usaha yang
harus dilakukan adalah : menerapkan slogan
bahwa cara melahirkan terbaik di dunia adalah yang aman lewat vagina. Kecuali ada indikasi absolut
maka TOL harus selalu diusahakan. Harus dilakukan konsultasi berlapis sebelum memutuskan
SS pada kehamilan pertama. Memberikan konseling untuk mendorong melakukan VBAC,
konseling untuk melakukan versi luar pada kelainan letak bila syarat
memungkinkan serta memberikan interpretasi yang tepat pada kelainan CTG dan
juga memberikan demotivasi dengan konseling yang lengkap terhadap SS atas
permintaan. Pada kebijakan yang lain bisa dengan memberikan apresiasi yang
lebih tinggi pada penolong persalinan yang berhasil melakukan persalinan
per-vaginam, yang artinya tidak ada rentang honor yang terlalu jauh antara
tindakan SS dan kelahiran per-vaginam
Kesimpulan : terdapat tren peningkatan
angka SS hampir di seluruh dunia baik di rumah sakit pemerintah, rumah sakit
pendidikan dan swasta. Ada pergeseran indikasi untuk melakukan SS akibat perubahan
sikap di masyarakat, kebijakan perinatal misalnya: pada kehamilan pasca SS,
letak sungsang, anak mahal, ibu dengan umur lebih tua dan penghormatan terhadap
otonomi pasien. Angka standar SS sukar untuk ditetapkan kerena heterogenitas
fasilitas rumah sakit. Audit yang teliti harus dilakukan pada rumah sakit yang
angka SS-nya terlalu tinggi atau terlalu rendah. Angka SS jangan dipakai
sebagai indikator kualitas pelayanan obstetri . Mungkin tidak ada masalah
apabila angka SS yang tinggi di RS , sepanjang ibu dan bayinya selamat dan sehat
, asal jumlah SS dibagi jumlah kelahiran di suatu daerah tidak melebihi angka ekstrim.
.
THE INCREASING TREND OF CESAREAN SECTION
(CS) : WHAT RATE IS APPROPRIATE FOR TEACHING HOSPITALS IN INDONESIA ?
Made
Kornia Karkata.
Abstract .
It is known that there has been a trend of increasing rates
of cesarean section (CS) almost all over the world with different variations .
In Indonesia there has been a similar increase in both government hospitals ,
teaching hospitals and especially in private hospitals . That change is
inseparable from the development of science and technology in obstetrics which
causes a change in policy for the health of the fetus as a patient . There has
also been a change in attitude by the community because of educational ,
economic ability and acceptance of small family norm and acceptance of CS as
one of the options that become autonomous rights . In Indonesia there are no
reports of CS audits based on Robson
classification, and there are only reports the number of CS that occurred in
each teaching hospital ranged from 16 to 40 %. Just the same with another centers
in Indonesia, in Sanglah Hospital has also been an increase in the numbers of CS
from: 8:06 % (1984 ) ; 10:01 % (1985 ), 10.87 % ( 1986), 11.79 % ( 1987) ;
12:48 % (1988 ) ; 14:40 % (1989 ) ; 17:10 % (1990 ) ; 16:24 % (1991 ) ; 12:46 %
(1992 ) ; 13:30 % (1993 ) ; 20:32 % (1994 ) ; ...... 19:30 % (2000 ), 26.20 %
(2001 ) ; 20:27 % (2002 ) ; 21:21 % ( 2003) ; 23:17 % (2004 ) ; 23.80 % (2005
), 24.84 % (2006 ) ; 23:09 % (2007 ), 19.91 % (2008 ), 25.37 % (2009 ), 24.86 %
( 2010) ; % 27.15 % ( 2011) and 19:50 % ( 2012) .
Besides of classical indications such as: placenta previa ;
transverse lie , narrow pelvis , big baby or obstructed labor , the increase in
numbers was due to changes in perinatal policy for twins , breech , premature and
pregnancy with previous CS and recently CS on the request by the patient .
There is agreement that if the cause of CS cesarean section in a previous
pregnancy is not permanent, then the mother was given the opportunity of trial
of labor (TOL) to vaginal births . Since the inter-hospital facilities can be
very different then many hospitals are not able to fully do the TOL or VBAC .
It is assumed that not many clear indication of CS, for example : because the
head is still high , failed induction of oxytocin , there are pathological
fetal heart rate and also due to doctor in stress because of fear of lawsuits .
In 1985 the WHO has already declared reasonable CS rate, between 10-15 % and the CS
rate beyond the rate was associated with high maternal mortality . The rate was
adopted by Indonesia and was associated with the Mother Friendly Hospitals
program . Although now that number has been disconnected and technically CS is
relatively more secure surgery but still CS action will increase the risk of
bleeding , infection , possibility of repeated CS , postpartum hemorrhage , the
incidence of placenta accreta and hysterectomy in subsequent pregnancies .
Therefore efforts should be done to reduce the number of CS
especially for indications that are unnecessary . In addition, efforts to
reduce the number of CS is to meet JCI standards which require that the rate of
CS in primi-gravida with gestational age 37-42 weeks should be less than 10 % .
Consequently , efforts should be made by
encouraging the people that the best method
of giving birth in the world is safe vaginal birth. Unless there is an absolute
indication, then TOL should be tried. There should be multiple consultation
before deciding CS in the first pregnancy . Provide deep counseling to
encourage VBAC , counseling to commit external
versions on the transverse lie as the condition allows and gives the proper
interpretation of the CTG abnormalities and also provide counseling
demotivation to CS on request . Another policy should be applied by higher
appreciation to birth attendants who successfully perform per - vaginal
delivery , which means there should no too much different in salary ranges
between CS and vaginal births.
Conclusion : there is a trend of
increasing numbers of CS almost all over the world both in government hospitals
, private hospitals and education . There is a shift in indications for CS due
to changes in public attitudes , perinatal policies such as: post date
pregnancy , breech , high social value baby , mothers with older age and
respect for patient autonomy . As a matter of fact it is difficult to set a
standard of CS because of the heterogeneity in hospital facilities . Thorough
audit should be carried out at the hospital that CS rate is too high or too low
. CS numbers should not be used as an indicator of the quality of obstetric
care . There may not be a problem if the numbers of CS is high in referral
hospitals as far as the mother and her baby safe and healthy and the number of
total CS divided by the total number of births in an area is within normal
range.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar